APBD 2019 Merosot, DPRD Rencanakan Dua Strategi

Rancangan APBD 2019 Kabupaten Gresik tak sesuai target. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) setelah perubahan, kekuatan APBD Gresik tahun depan harusnya sekitar Rp 3,4 triliun.

Namun data terakhir sesuai Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), R-APBD Gresik merosot menjadi Rp 3,1 triliun. Hal itu menyusul karena turunnya pendapatan daerah.

“Penurunan ini karena dana perimbangan yang diterima daerah juga turun. Salah satunya adalah DAK (Dana Alokasi Khusus) ada penurunan sekitar Rp 50,8 miliar,” ungkap Wakil Ketua DPRD Gresik, Mohammad Syafi’AM, di depan sejumlah awak media.

Dalam menyikapinya, DPRD mempunyai dua strategi mendongkrak pendapatan. Pertama, meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Antara lain dari sektor pajak dan retribusi.

Kedua, strateginya adalah penghematan. DPRD yang mempunyai fungsi penganggaran bakal merasionalisasi belanja daerah, berdasarkan kebutuhan skala prioritas. “Dalam rapat finalisasi KUA-PPAS kemarin, kami bisa mengefisiensi anggaran hingga sekitar Rp 34 miliar. Angka itu dari hasil pencoretan rencana pembangunan fisik,” lanjutnya.

Meski demikian, tetapi angka tersebut belum siginifikan. Sehingga dalam pembahasan R-APBD 2019 nanti akan dipelototi lagi. Antara lainnya meneliti anggaran belanja langsung pegawai, serta belanja barang dan jasa.

“Kalau kebijakan pemotongan anggaran belanja barang dan jasa sebesar 10 persen di setiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah), kami kurang sepakat. Tetapi efisiensi ini harus disesuaikan, jadi bukan dipukul rata semua OPD,” menurutnya. (nul/har)