Bersamaan perkembangan teknologi begitu pesat, dan maraknya informasi tidak benar alias hoax tengah menjadi perhatian serius sejumlah kalangan. Salah satunya adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik. Dengan menggandeng DPRD Gresik, organisasi profesi wartawan itu mengajak seluruh elemen untuk memerangi informasi-informasi yang bisa membuat resah masyarakat.
Akhirnya, bersama-sama dengan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kabupaten Gresik dan sejumlah pihak terkait dari lintas instansi telah menggelar deklarasi ‘Gresik Melawan Hoax’. Agenda dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2017 dan Hari Jadi Kota Gresik ke 360 tahun tersebut, yang dikonsep bersamaan dengan bincang tokoh nasional bertemakan hoax berlangsung di Graha Sarana PT Petrokimia Gresik, Rabu (29/3).
Narasumber yang hadir diantaranya Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo; Karopenmas Divhumas Polri, Brigjend Pol Drs. Rikwanto; Staf Ahli Menkominfo, Prof. Henri Subiakto; dan Direktur Pengawas dan Keimigrasian Kemenkum dan HAM, Zaeroji. Pantauan di lapangan, sebelum mulai paparan dilakukan penandatanganan petisi deklarasi ‘Gresik Melawan Hoax’ yang diikuti para narasumber.
Ketua PWI Gresik, M. Sholahudin mengatakan, hoax yang akhir-akhir ini banyak perkembang memang harus diperangi bersama. Termasuk masyarakat secara umum yang kerap menjadi korban hoax. “Jadi, perlu kami mendorong kepada segenap lapisan masyarakat, khususnya warga Gresik agar memanfaatkan media sosial secara positif. Sehingga antara kelompok masyarakat bisa tetap harmonis, saling menginspirasi dan berbagi, serta berempati,” tandasnya, kemarin (29/3).
Selain itu, masyarakat juga harus berperan aktif dalam menangkalnya. Maka, harus sangat berhati-hati ketika menerima informasi atau berita. Khususnya, dari sumber yang tidak memiliki identitas atau kedudukan jelas. “Kemudian, jangan mudah untuk menyebar ulang (berita) sebelum memastikan bahwa informasinya benar sesuai fakta,” menurut dia.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPRD Gresik, Ir. H. Abdul Hamid. Bersamaan perkembangan teknologi informasi, disinyalir justru sebagai alat pihak-pihak tertentu untuk menyebar berita hoax. Kondisi itu sangat disayangkan.
“Karena itu, mari bersama-sama untuk mengambil langkah-langkah yang lebih efektif, baik dalam mengatasi dampak-dampak negatif tersebut maupun pencegahan-pencegahannya,” ujarnya.
Setidaknya, ikut mengambil langkah dalam mengedukasi masyarakat, agar mampu menyikapi informasi-informasi yang lebih cerdas dan bijaksana. “Sehingga terhindar dari dampak-dampak negatif tersebut,” harapnya. (har)