Menteri Kantor Perdana Menteri Republik Demokratik Rakyat Laos, Alounkeo Kittikhoun, berkunjung ke PT Petrokimia Gresik (PG), produsen pupuk untuk solusi agroindustri anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero) pada hari ini, Senin (26/8) di Wisma Kebomas Petrokimia Gresik.
Pemerintah Indonesia saat ini terus berupaya mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berinvestasi dan menjalin kerjasama dengan negara Laos, salah satunya di bidang pertanian dan agroindustri.
Sebelumnya, pada pertengahan tahun 2019 ini pemerintah Laos telah menandatangani kerjasama dengan 9 perusahaan BUMN Indonesia, salah satunya adalah PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk bidang pertanian dan pertambangan.
Kehadiran Kittikhoun didampingi petinggi Phongsavanh Group, yaitu salah satu perusahaan besar di Laos yang memiliki banyak unit bisnis di berbagai bidang. Perusahaan ini menjadi salah satu entitas bisnis yang dibawa oleh Pemerintah Laos untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan BUMN di Indonesia.
Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Laos, Pratito Soeharyo, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa ke depan Indonesia akan banyak menjalin kerjasama bisnis dengan Laos.
“Kerjasama dengan Laos sangat potensial bagi Indonesia karena saat ini negara tersebut sedang giat melakukan pembangunan infrastruktur untuk menarik investasi. Sehingga, ekspansi ini juga menjadi kesempatan bagi perusahaan BUMN untuk melebarkan bisnis di mancanegara,” ujar Pratito.
Sementara itu, Kittikhoun menjelaskan bahwa letak geografis Laos yang berada di tengah-tengah, dekat dengan China, Thailand, Vietnam, dan tidak jauh dari Jepang dan Korea Selatan, merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Laos meningkat pesat khususnya dalam hal ekspor-impor.
Lebih lanjut, Kittikhoun juga melihat bahwa PG sudah sangat mampu untuk diajak kerjasama di sektor pertanian dan agroindustri, karena PG merupakan pioneer pupuk majemuk dan pupuk organik di Indonesia.
“Laos merupakan negara pertanian, tapi kami tidak mempunyai banyak produk untuk mendukung sektor ini. Sehingga, kedatangan kami ke Petrokimia Gresik untuk mengeksplorasi potensi di sektor tersebut,” tutupnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PG Rahmad Pribadi berharap kunjungan ini menjadi awal kerjasama PG dengan pelaku industri di Laos. Rahmad meyakini, PG mampu mendukung kebutuhan produk-produk untuk sektor pertanian di Laos.
Rahmad mengungkapkan bahwa kapasitas produksi PG saat ini mencapai 9 juta ton dalam setahun, baik untuk produk pupuk dan non-pupuk. Lengkap dari hulu-hilir pertanian, mulai dari benih, pupuk majemuk, pupuk organik, pupuk hayati, pengendalian hama, hingga berbagai produk pengembangan lainnya.
“Selain pupuk, Petrokimia Gresik juga capable untuk mengekspor produk-produk kimia lainnya. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi terjalinnya kerjasama antara Laos dengan Indonesia, khususnya Petrokimia Gresik,” pungkas Rahmad. (har)