Jajaran DPRD Kabupaten Gresik akan meninggalkan perekonomian masyarakat di sekitar wisata Bandar Grissee yang menjadi tempat wisata baru di Kabupaten Gresik, Jumat (24/2/2023).
Ketua DPRD Kabupaten Gresik, Much. Abdul Qodir mengatakan, tempat wisata baru Bandar Grissee harus dioptimalkan melalui penataan Pedagang Kali Lima (PKL) dan parkir, sehingga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat, sekaligus sebagai daya tarik bagi para pengunjung.
“Bandar Grissee merupakan potensi baru yang dimiliki Kabupaten Gresik. Nah, keberadaan wisata heritage ini harus bisa kita optimalkan pemanfaatannya untuk mendorong kesejahteraan masyarakat melalui penataan PKL,” kata Qodir.
Oleh karena itu, Qodir siap berkolaborasi dengan Komunitas Waratwan Gresik (KWG) untuk mendorong penataan PKL di Bandar Grissee. Inisiatif ini diawali dengan studi banding ke Yogyakarta dalam belajar penataan PKL di Malioboro, yang setiap hari tidak pernah sepi kunjungan wisatawan. Sebagai informasi, Bandar Grissee dan Malioboro memiliki karakter wisata yang hampir sama.
“Banyak PKL yang tumbuh dari pengelolaan wisata Malioboro. Keberadaanya mampu menambah uniknya Malioboro dan menarik kedatangan pengunjung. Dengan demikian, kesejahteraan pelaku usaha di Malioboro semakin meningkat, dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” imbuhnya.
Sementara, Anggota Komisi II, Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kabupaten Gresik, Muhammad Syahrul Munir mendukung inisiatif KWG dalam penataan PKL di Bandar Grissee. Karena PKL memiliki peranan strategis sebagai pilar perekonomian Indonesia yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.
“Kita nanti akan pelajari bagaimana penataan PKL di Malioboro yang baru saja dilaksanakan oleh pengelola di sana. Jika memungkinkan, kita usulkan untuk diadobsi yang cocok untuk diterapkan di Bandar Grissee. Tapi dengan tetap menguatkan karakter dari Bandar Grissee itu sendiri,” tandasnya.
Ia pun mengungkapkan saat ini memang sudah ada konsep dari penataan PKL di Bandar Grissee, yaitu memanfaatkan rumah-rumah warga yang memiliki arsitektur bangunan tua untuk menjadi tempat PKL.
“Jika ada konsep yang lebih menarik lagi kenapa tidak? Kita pelajari mana yang lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan PKL dan mampu menarik minat kunjungan wisatawan,” terangnya.
Sementara Ketua KWG, Miftahul Arif mengatakapkan, banyak PKL berdiri di Jl Basuki Rahmat, tapi sejak ruas jalan itu dipercantik menjadi Bandar Grissee, para PKL belum tertata dengan optimal. Mereka pindah ke ruas jalan lain dan saat ini omzetnya menurun.
“KWG akan membantu berupaya menebarkan banyak manfaat lebih banyak lagi bagi masyarakat. Semoga konsep penataan PKL yang nanti kita prakarsai bersama DPRD Gresik dan dukungan dari Pemkab Gresik mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Gresik,” kata Miftahul Arif. (Adv)