PT Petrokimia Gresik (PG), anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), melakukan peningkatan (upgrading) program Loka Latihan Keterampilan (Lolapil) menjadi Diploma I dengan tahap awal jurusan Kimia Industri. Upaya ini merupakan bentuk dukungan PG terhadap program revitalisasi lulusan SMA/SMK/Sederajat melalui pendidikan vokasi yang link and match dengan industri.
Direktur Keuangan PG Pardiman, selaku Pelaksana Tugas Direktur SDM & Umum PG, menyatakan bahwa program ini merupakan kerjasama antara PG dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (Ditjen PPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Politeknik ATI Makassar (perguruan tinggi negeri dibawah Kemenperin).
Kerjasama ini tercantum dalam nota kesepahaman (MoU) tentang Penyelenggaraan dan Pengembangan Program Diploma I Pendidikan Vokasi Industri PT Petrokimia Gresik yang ditandatangani oleh Direktur Keuangan PG Pardiman, Direktur Politeknik ATI Makassar Amrin Rapi, dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri Kemenperin Mujiono di Jakarta, Rabu (5/7).
“Dinamika industri menuntut tersedianya tenaga kerja terampil yang profesional dan berkompetensi. Oleh karena itu, PG merasa perlu untuk meng-upgrade Lolapil menjadi program pendidikan vokasi Diploma I agar tenaga kerja yang tersedia relevan dengan kondisi saat ini,” ujar Pardiman.
Dalam nota kesepahaman tersebut, lanjut Pardiman, setiap pihak memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing. Politeknik ATI Makassar bertugas mengkoordinasikan persiapan program, kurikulum dan silabus, tenaga pendidik atau dosen, menyiapkan modul, menyelenggarakan pendidikan, mengevaluasi peserta pendidikan, melakukan sertifikasi, serta menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kepada Pusdiklat Industri Kemenperin.
Sedangkan PG bertugas dalam merekrut calon mahasiswa, memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum dan silabus, menyediakan sarana dan prasarana, mendukung penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan, memberikan fasilitas bagi dosen dan instruktur, memfasilitasi penyelenggaraan Teaching Factory di industri PG, dan memfasilitasi penyelenggaraan praktek industri.
“Sasaran program ini adalah untuk menyiapkan lulusan SMA/SMK/Sederajat menjadi tenaga kerja profesional, berkompetensi tinggi, memiliki sertifikasi keahlian, berkarakter, dan berintegritas tinggi,” ujar Pardiman.
Program upgrading Lolapil ini sendiri sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) RI No. 9/2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia.
“Secara khusus, upgrading ini merupakan bentuk peningkatan kualitas SDM yang disiapkan Petrokimia Gresik untuk menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompetitif,” ujar Pardiman.
Lolapil sendiri awalnya merupakan program pendidikan dan pelatihan praktis dan intensif selama 6 bulan bagi lulusan SMA/SMK/Sederajat. Mereka ditempa menjadi tenaga muda terampil, profesional, dan siap kerja di industri.
Lulusan Lolapil tidak lantas wajib bekerja untuk PG, karena program ini merupakan bagian dari tanggungjawab sosial perusahaan (CSR). Namun mereka mendapat prioritas untuk diterima menjadi calon karyawan di PG.
Lolapil pertama kali diresmikan oleh Menteri Perindustrian Abdul Raoef Soehoed dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Harun Al Rasyid Zain pada 7 April 1981 di Gresik. Hingga saat ini (per April 2017) PG telah meluluskan 964 tenaga terampil di berbagai bidang keahlian, seperti ahli las, bubut, analis kimia, listrik, instrumen, mekanik, alat berat, otomotif, dan sebagainya. (har)