Satu Tahun Bergulir, Program Mangga Petrokimia Gresik Pulihkan Ekonomi Rakyat

Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) & CSR Petrokimia Gresik, kembali mendapatkan apresiasi tertinggi dalam ajang nasional “TJSL & CSR Award 2022” yang diselenggarakan Majalah BUMN Track bersama Indonesia Shared Value Institute (ISVI), berupa “Bintang 5” untuk tiga pilar utama, yaitu Ekonomi, Sosial dan Lingkungan, di Jakarta, Kamis (11/8) malam.

Capaian tersebut sekaligus mengantarkan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, sebagai “The Most Committed Leader to TJSL Initiative on Developing Healthy Villages” di ajang yang sama. Usai menerima penghargaan, Dwi Satriyo mengatakan bahwa apreasiasi ini diraih Petrokimia Gresik karena program TJSL & CSR perusahaan dinilai selaras dengan program pemulihan ekonomi pascapandemi yang digagas pemerintah, serta sekaligus mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Komitmen tersebut, salah satunya diimplementasikan melalui program Mitra Kebanggaan atau yang lebih dikenal dengan akronim “MANGGA” sejak Agustus tahun 2021 lalu. Program ini meneruskan kontribusi Petrokimia Gresik dalam memberdayakan dan mengembangkan ekonomi masyarakat sejak tahun 1984 melalui program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK).

Program Mangga yang secara umum menyasar dua sektor yakni, agrosociopreneur dan creativesociopreneur ini dilahirkan Petrokimia Gresik justru dikala perekonomian nasional butuh dorongan pertumbuhan akibat pandemi. Melalui program ini, Petrokimia Gresik telah membantu lebih dari 650 mitra yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan sekitarnya, dengan penyaluran dana bergulir mencapai Rp50 miliar di tahun ini.

“Alhamdulillah selama satu tahun berjalan, program Mangga mampu memulihkan perekonomian mitra kami untuk tumbuh lebih cepat. Hal ini selaras dengan semangat 77 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”, serta Sustainable Development Goals (SDGs), dan ISO 26000,” ujar Dwi Satriyo.

Hingga saat ini, Petrokimia Gresik telah menjalankan delapan program Mangga yaitu Mangga Gadung (Pedagang Unggul), Mangga Makmur (Majukan Usaha Rakyat), Mangga Golek (Go Organik Level Ketiga), Mangga Muda (Generasi Muda), Mangga Madu (Mama Dikasih Usaha), Mangga Platinum Global (Mangga yang mampu melakukan kegiatan ekspor), Mangga Platinum Modern (Mangga yang mampu mengelola keuangan dan bisnis secara modern), serta Mangga Digital (Mangga yang melakukan transakisi melalui e-commerce atau online).

Melalui program Mangga Gadung, Petrokimia Gresik berupaya memberdayakan pedagang pupuk nonsubsidi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Manfaat yang didapatkan kios sangat banyak. Selain memperoleh pinjaman modal tanpa bunga, kios juga mendapatkan akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pupuk nonsubsidi dan bantuan promosi.

“Secara keseluruhan, pelaksanaan program Mangga Gadung mampu mendongkrak laba kios sebesar 43% dan meningkatkan panen petani rata-rata sebesar 33%,” ujar Dwi Satriyo.

Sedangkan program Mangga yang dikhususkan untuk mendukung program Makmur yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir adalah Mangga Makmur. Seperti diketahui, program Makmur merupakan ekosistem pertanian yang dibangun dari hulu hingga hilir dengan melibatkan produsen pupuk dan pestisida, perbankan sebagai penyedia modal, lembaga asuransi, hingga offtaker yang akan menjamin pascapanen.

 

Dari program Mangga Makmur ini, terdapat peningkatan pendapatan petani rata-rata 44 hingga 46 persen. Peningkatan pendapatan ini diperoleh melalui bertambahnya produktivitas 30 hingga 33 persen.

Selanjutnya, Petrokimia Gresik juga memiliki Mangga yang memproduksi pakan ternak yaitu Makmur Amanah Sejahtera. Program yang masuk dalam jenis Mangga Muda ini merupakan upaya Petrokimia Gresik dalam mendukung ketahanan pakan ternak di Indonesia. Program ini memanfaatkan bahan baku utama berupa bungkil sawit, atau limbah pengolahan minyak kelapa sawit untuk pakan ruminansia, unggas dan ikan.

“Selama ini produksi pakan ternak kita banyak menggunakan jagung sebagai campuran. Padahal harga jagung sangat fluktuatif, sehingga berpengaruh pada mahalnya harga pakan ternak. Di satu sisi, limbah kelapa sawit jumlahnya melimpah dan belum dioptimalkan. Melalui program CSR & TJSL ini, kita menjadikan bungkil sawit sebagai subtitusi jagung,” ujar Dwi Satriyo.

Di sektor budidaya ikan lele dan peternak sapi, Petrokimia Gresik memiliki Mangga bernama Lele Lestari Terbang dan Intersani Rojokoyo yang merupakan bagian dari Mangga Platinum Modern. Keduanya tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan, tapi juga mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam proses pembudidayaannya.

Sementara itu, perolehan penghargaan TJSL & CSR Award tahun ini bukan yang pertama kalinya. Dalam event perdana di tahun 2021, Petrokimia Gresik juga membawa pulang seluruh penghargaan tertinggi dalam ajang tersebut yakni Juara 1 dalam empat kategori sekaligus, yaitu Pilar Sosial, Pilar Ekonomi, Pilar Lingkungan, Pilar Hukum & Tata Kelola, serta “The CEO/Leader of TJSL Initiative Manufacturing” untuk Direktur Utama Petrokimia Gresik.

TJSL & CSR Award sendiri merupakan bentuk apresiasi tertinggi kepada BUMN yang telah memberikan manfaat sesuai Permen BUMN PER-05/MBU/04/2021. Regulasi tersebut mengarahkan agar program TJSL BUMN mendukung core business perusahaan, sehingga menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.

“Penghargaan ini menjadi wujud pengakuan publik bahwa program TJSL & CSR Petrokimia Gresik saat ini telah berhasil menumbuhkembangkan perekonomian rakyat. Ke depan, kami akan terus meningkatkan kinerja TJSL & CSR perusahaan sebagai investasi sosial yang tidak hanya menghadirkan manfaat bagi masyarakat, tapi juga mampu memberikan return positif bagi perusahaan,” pungkas Dwi Satriyo. (har)