BERITAPELABUHAN.COM, Pemerintah Desa Klangonan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur mengembangkan ketahanan pangan mandiri melalui budidaya jamur. Kegiatan tersebut diharapkan, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, pendidikan berkebun dan menambah gizi.
Ribuan baglog ditata rapi di atas rak dan di lahan milik desa seluas sekitar 4 meter. Lahan tersebut berada di lantai bawah di atasnya ada kedai warung dan makanan, sehingga tidak mengganggu usaha lain.
Dengan usaha jamur tiram tersebut, Pemerintah Desa Klangonan melibatkan banyak pihak. Mulai Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Perangkat Desa, Karang Taruna dan Kelompok Masyarakat.
Selama ini, Pemerintah Desa Klangonan melalui Bumdes telah memiliki beberapa usaha, diantaranta tanaman sayur hidroponik, budidaya lele dalam ember dan jamur tiram.
“Ini sebagai usaha Pemerintah Desa dalam Program Ketahanan Pangan. Sesuai harapan dari Pemerintah Pusat dan Daerah, agar dana desa salah satunya digunakan untuk ketahanan pangan, sehingga menjadi desa mandiri,” kata Kepala Desa Klangonan, Kecamatan Kebomas Drs. M Ajir S, S.Pd, Selasa (24/10/2023).
Selain itu, dari berbagai kreatifitas Pemerintah Desa Klangonan tersebut, diharapkan bisa menambah ekonomi masyarakat, sebab ada nilai jual dari budidaya jamur tiram. “Dari lahan yang sempit ini, diharapkan bisa menghasilkan jamur yang melimpah, sehingga bisa dikonsumsi sendiri dan dijual di masyarakat,” tuturnya.
Dari budidaya jamur tersebut juga untuk tempat pendidikan bagi anak-anak dan masyarakat yang ingin mengembangkan sendiri. “Kita memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK, anak-anak karang taruna, anak TK dan kelompok masyarakat yang ingin belajar budidaya jamur, sehingga semuanya bisa meningkatkan ekonomi dengan lahan yang sempit,” katanya.
Sementara Ketua Pelaksana budidata jamur tiram, M Choirul Anwar, yang juga Kasi Pemerintahan Desa Klangonan Kecamatan Kebomas mengatakan, budidaya jamur tiram ini menggunakan dana desa dan baru dimulai beberapa bulan. Untuk melakukan budidaya jamur diperlukan penyiraman yang ekstra disaat musim kemarau.
“Untuk perawatannya, kita melibatkan Bumdes, Karang Taruna dan kelompok masyarakat, sehingga semua terlibat untuk ketahanan pangan dan kemandirian desa,” kata Choirul Anwar. (har)