Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar menyatakan adanya eksplorasi migas terkait dengan penemuan cadangan migas baru sangat resistensi dengan masyarakat. Untuk itu, keberadaan media sangat diharapkan bisa menjadi pencerah dalam kaitannya dengan migas. Penegasan itu disampaikan saat acara Workshop Migas dan Ketahanan Pangan di peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Hotel Overbreight Ambon, Maluku, Kamis (9/02/2017).
Menurut Ali Masyhar, hanya dengan cara eksplorasi bisa menemukan cadangan migas baru. Pasalnya kebutuhan tiap tahun terus meningkat.
“Peran serta media sangat sentral. Sebab, investasi di sektor migas sangat mahal. Karena itu, kami sangat mengharapkan media bisa menjadi edukasi terhadap masyarakat,” paparnya.
Ia menambahkan, keberadaan sektor migas tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pendapatan pemerintah. Namun, efek domino dari sektor tersebut bisa menggerakkan sektor lainnya.
“Pergerakkan perekonomian di lingkungan sektor migas bisa hidup. Pasalnya, ada kegiatan CSR bagaimana menghidupkan ekonomi masyarakat di daerah eksplorasi migas,” tambahnya.
Sementara itu, Kabag Infokom PT Petrokimia Gresik (PG), Widodo Heru yang menjadi pembicara kedua menuturkan, migas dan ketahanan pangan keterkaitannya sangat erat sekali.
“Keterkaitan gas dengan industri pupuk tidak pernah lepas. Kalau gas kebutuhannya terus menurun otomatis kami kelabakan,” ujarnya.
Diakui Widodo Heru, gas alam banyak dipakai untuk men-support produksi pupuk urea. Tanpa gas alam, otomatis produksi pupuk urea bakal terganggu.
“Sebagai tanggungjawab ketahanan pangan. Harapan kami, SKK Migas terus men-support kedaulatan pangan,” tandasnya. (har)