Kendati demikian, suasana malam pergantian tahun 2018 menuju tahun 2019 yang digelar tiga lokasi, yakni di wilayah Kecamatan Menganti, wilayah Kecamatan Panceng dan wilayah kota yang dipusatkan di Gelora Joko Samudro berlangsung sangat meriah dan kondusif dengan animo ribuan masyarakat yang membanjiri ketiga lokasi tersebut.
Usai pelaksanaan pergantian tahun, Bupati Sambari mewakili segenap jajaran di Pemerintah Kabupatene Gresik mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan doa para alim ulama di Gresik bahwa pelaksanaan malam pergantian tahun berjalan aman dan kondusif tidak ada kejadian yang dapat merugikan masyarakat.
“Tidak ada perayaan tahun baru yang terlalu mewah. Termasuk tidak ada pesta kembang api,” kata Bupati Sambari saat didampingi Wakil Bupati Moh. Qosim.
Lebih lanjut Bupati Sambari menjelaskan bahwa tidak adanya pesta kembang api dan perayaan pergantian tahun secara sederhana tersebut sebagai bentuk keprihatinan terhadap musibah yang terjadi disejumlah wilayah baru-baru ini.
“Semoga masyarakat yang tertimpa bencana senantiasa diberi ketabahan dan kesabaran. Mengingat peristiwa tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung belum lama ini menelan banyak korban jiwa sehingga menimbulkan duka bangsa yang mendalalam,” pungkasnya.
Disisi lain, Wakil Bupati Moh. Qosim saat menyapa warga masyarakat dari atas panggung juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan para korban di sejumlah yang terdampak bencana.
“Mari kita doakan bersama-sama agar para korban terdampak bencanaagar senantiasa diberi ketabahan dan selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT,” ajaknya.
Selain Bupati Sambari dan Wabup Moh. Qosim, malam pergantian tahun tersebut juga dihadiri Kapolres Gresik AKBP. Wahyu Sri Bintoro, Dandim 0817 Gresik Letkol. Inf. Budi Handoko, Kajari Gresik Pandoe Pramoekartika serta Ketua MUI Kabupaten Gresik KH. Manysur Shodiq. (har)