Industri semen di Indonesia saat ini tengah mengalami kelebihan pasokan. Hal itu tentu menjadi pekerjaan rumah bagi perusahaan produsen semen seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Namun pihak management Semen Indonesia mengaku telah memiliki siasat untuk menghadapi over supply tersebut. Ada tiga strategi yang tengah disiapkan, pertama bukan hanya mendorong ekspor ke negara lain tapi juga mendirikan pabrik di wilayah regional Asia Tenggara.
“Kami akan pilih juga negara yang membutuhkan semen, jadi kondisinya seperti Indonesia sebelum ini. Dan keberadaan kita bukan hanya ekspor tapi juga footprint. Jadi bukan hanya fokus di regional tapi ekspand market di regional,” tutur Direktur Utama SMGR Rizkan Chandra di Gedung BEI, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Kedua, lanjutnya, SMGR akan fokus kembangkan di sektor hilir. Hal itu diyakini bisa menyeimbangkan tingginya pasokan dengan kenaikan pendapatan.
“Ketiga strateginya bagaimana kita melakukan cost transformation. Agar kita menjaga margin EBITDA dan profit,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan branding Semen Indonesia di luar Pulau Jawa. Sebab harga produk Semen Indonesia masih cukup tinggi di luar Pulau Jawa. “Semen Indonesia di luar Jawa punya premium pricing kita akan branding grup ini. Sehingga kalau ada penurunan price bisa stagnan atau lebih kecil dibandingkan industri,” pungkasnya.