Pada hari ini, PT Petrokimia Gresik (PG), anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) genap berusia 45 tahun. Di usia yang semakin dewasa, PG tumbuh dengan sangat baik. Dimulai dari tahun 1972 dengan kapasitas produksi 39 ribu ton/tahun, hingga kini menjadi produsen pupuk terlengkap di Indonesia dengan kapasitas 6,8 juta ton/tahun (pupuk dan non-pupuk).
Direktur Utama PG Nugroho Christijanto mengungkapkan bahwa hari ini merupakan momen yang sangat baik dan tepat bagi setiap insan PG untuk mengenang kembali apa yang telah dilalui oleh perusahaan selama 45 tahun terakhir.
“Alhamdulillah, di usia ke-45 tahun perusahan secara umum masih memiliki kinerja yang baik dan telah berkontribusi banyak terhadap program ketahanan pangan, khususnya melalui penyediaan pupuk bagi petani,” ujar Nugroho pada saat upacara HUT PG di Stadion Petrokimia Gresik, Senin (10/7).
Nugroho mengakui, melambatnya pertumbuhan ekonomi serta melemahnya nilai tukar rupiah, bahkan hingga saat ini, menjadi hambatan utama yang mengiringi perjalanan PG dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini cukup mempengaruhi operasional perusahaan mengingat sebagian besar bahan baku PG merupakan barang impor.
“Namun dengan kesatuan tekad, perencanaan yang matang, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik, kita mampu menutup tahun 2016 dengan capaian kinerja yang cukup baik,” ujar Nugroho.
Berbagai capaian dan kinerja PG dalam satu tahun terakhir pun diakui oleh berbagai pihak melalui serangkaian penghargaan, baik dari dalam maupun luar negeri (terlampir). Hal ini membuktikan kemampuan adaptasi yang tinggi dan ketangkasan PG terhadap kondisi perekonomian global.
Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Tahun ini, PG mendapat kepercayaan pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk menyiapkan dan menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 5,1 juta ton (dari alokasi nasional yang mencapai 9,55 juta ton). Hingga saat ini, PG telah menyalurkan sebanyak 2,34 juta ton.
Guna memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi bulan Juli 2017, saat ini PG telah menyediakan stok pupuk bersubsidi dari lini I hingga IV mencapai 775.819 ton. Rinciannya, Urea 46.718 ton (hanya di 10 kab/kota di Jawa Timur), ZA 150.047 ton, SP-36 128.274 ton, Phonska 405.428 ton, dan Petroganik 45.352 ton.
Untuk mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang, PG mempersiapkan diri melalui pembangunan sejumlah proyek pengembangan strategis yang saat ini sedang berjalan.
Proyek Amoniak-Urea II, untuk meningkatkan kapasitas produksi amoniak (bahan baku pupuk urea) dan pupuk urea untuk memenuhi kebutuhan nasional, Proyek Uprating IPA Gunungsari, untuk menjamin ketersediaan air industri secara jangka panjang seiiring bertambahnya unit-unit produksi, Proyek pengembangan infrastruktur (tanggul pengaman pantai).
Selain itu, PG juga sedang merencanakan sejumlah proyek pengembangan strategis lainnya yang akan segera dibangun seperti gudang Inbag kapasitas 50 ribu ton, dermaga C, dan conveying system.
“Penguatan struktur usaha ini merupakan upaya kami untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan sebagai bentuk kesiapan diri menghadapi tantangan global yang semakin kompetitif,” tegas Nugroho.
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Pertumbuhan kinerja serta berbagai pengembangan perusahaan ini tentunya diikuti dengan meningkatnya realisasi penyaluran bantuan kepada masyarakat melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Kemitraan merupakan pemberian dana pinjaman, pelatihan, serta hibah kepada usaha kecil yang memenuhi syarat. Sedangkan Bina Lingkungan meliputi bantuan bencana alam, pendidikan & pelatihan, sarana & prasarana umum, sarana ibadah, kesehatan masyarakat, pelestarian alam dan bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
Pada tahun 2016, pemanfaatan dan penyaluran dana Kemitraan PG mencapai Rp48,45 miliar. Sedangkan Program Bina Lingkungan mencapai Rp15,73 miliar. Adapun jumlah mitra binaan mencapai 544 unit usaha dengan anggota sebanyak 3.838 orang.
Melalui program PKBL ini, PG berharap masyarakat dapat tumbuh dan berkembang seiiring dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, Nugroho berharap agar seluruh program yang sedang dilaksanakan oleh PG saat ini mendapat dukungan penuh oleh masyarakat sekitar perusahaan, serta seluruh stakeholder lainnya.
“Untuk itu kami terus mohon dukungan serta do’a restu agar Petrokimia Gresik dapat menjalankan tugas dari pemerintah dengan baik, terutama dalam penyediaan pupuk bersubsidi berkualitas bagi petani,” ujar Nugroho.
Peluncuran Buku
Tahun ini PG kembali meluncurkan sebuah karya buku yang disusun oleh delapan karyawan muda dari berbagai unit kerja dan disiplin ilmu. Buku dengan judul “Memupuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran” ini merupakan buah pikir dan gagasan generasi muda terhadap ketahanan pangan Indonesia.
Dalam buku ini, disebutkan bahwa ketahanan pangan tidak mungkin dapat dicapai secara instan. Dibutuhkan kesadaran bangsa Indonesa akan pentingnnya ketahanan pangan. Hal ini meliputi bagaimana menyusun perencanaan strategis jangka panjang dan menengah, regenerasi dan kesejahteraan petani, lahan pertanian yang ideal, akses terbuka bagi semua teknologi yang menjamin produktivitas, serta transportasi dan pasar yang dapat menampung hasil pertanian.
“Gagasan anak muda mengenai sektor petanian ini sangat penting untuk diketahui oleh generasi muda lainnya, karena kedepan merekalah yang akan memimpin dan mewujudkan mimpi-mimpi negara ini,” tutup Nugroho. (har)