Momentum peringatan HUT ke-73 PWI dan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 sekaligus Hari Jadi ke-532, PWI Gresik meluncurkan motif batik eksklusif. Yakni, Dulit Gapura Pena (Purna). Peluncuran Batik Purna itu menggandeng Bu Arty, perajin batik asli Gresik yang sudah dikenal luas hingga ke mancanagera.
Motif Batik Purna yang akan diluncurkan tersebut sebagai bagian dari berkomitmen untuk ikut memantulkan Gresik sebagai salah satu produsen batik berkualitas di Indonesia. Selain itu, tentu saja turut mengkampanyekan batik sebagai salah satu warisan luhur yang harus terus dilestarikan. Satu semangat menjaga local wisdom atau kearifan lokal.
Motif batik Dulit Purna terkandung nilai-nilai etika dan kearifan. Ada dua motif utama dalam batik purna. Yaitu, gambar gapura dan pena. Dalam istilah Jawa, pintu gerbang biasa disebut dengan gapura. Kata itu serapan dari Arab if g’ghafura’ (Al-gaffar) yang berarti ampunan. Dengan demikian, dapat diartikan seseorang yang telah memasuki suatu area ampunan itu maka akan berhubungan kesenangan, kegembiraan, kenyamanan, dan seluruh rasa yang memberikan ketenangan batin.
Ada dua gapura dalam motif batik Purna tersebut. Hal itu menjadi lambang keseimbangan dalam menjalani hidup. Senantiasa berikhtiar untuk bertindak adil atau tidak berat sebelah (cover both side). Pemakaian ikon gapura dalam motif batik Purna juga identik dengan lambang Kota Gresik. Motif gapura itu sendiri dari rangkaian sisik-sisik bandeng yang membentuk sebuah gambar gapura. Kenapa bandeng? Sebab, Gresik juga dikenal sebagai penghasil komoditas ikan bandeng terbesar di Indonesia.
Adapun simbol pena terkandung makna dalam setiap perubahan zaman hingga masa Revolusi Industri 4.0 tidak bisa lepas dari pena. Pena mampu menuangkan berbagai imajinasi. Bukan hanya sekadar ide tulisan, lukisan, gambar, bahkan segala bentuk apresiasi perasaan manusia bisa dituliskan. Boleh jadi komunikasi oral atau bibir tidak bisa mengungkapkan perasaan, tapi dengan pena dapat menjadi tergambarkan.
Karena itu, tidak berlebihan jika pena telah menjadi part of soul kehidupan manusia. Berbagai profesi tidak luput dari peran pena. Termasuk profesi wartawan. Lahirnya karya-karya fenomenal, baik seorang Ilmuwan, Ulama, Pujangga, dan banyak profesi lain juga tidak lepas dari pena.
Sementara itu, batik Dulit Purna karya Bu Arty tersebut juga memiliki karakter khas. Selain motif mengangkat kearifan lokal seperti sisik ikan bandeng dan gapura, cara pembuatannya juga mempertahankan nuansa tradisional, Tanpa bahan baku kimia. Warna dari kulit akar mangrove yang hidup tepi pantai Gresik dan tumbuh-tumbuhan yang ada di Gresik seperti daun ketepeng, daun mangga, dan daun jati. Bahan warna dari tumbuh-tumbuhan ramah lingkungan. Limbahnya bisa untuk kompos dan cepat terurai. Dengan pewarnaan alami ini maka batik dulit yang dihasilkan lebih natural.
Dinamakan batik dulit karena proses pewarnaannya dengan cara didulit atau dioleskan dengan menggunakan kanvas dari batang rotan. Karya batik dulit karya Bu Arty itupun sudah merammbah pasar domestik hingga ke mancanegara. (har)