Seringnya kejadian kapal terbakar di pelabuhan Gresik menjadi perhatian serius bagi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Oleh sebab itu KPLP meminta agar Anak Buah Kapal (ABK) tidak meninggalkan kapal dalam kondisi kosong. Khususnya saat momen tahun baru. Pernyataan itu disampaikan Direktur KPLP Kementrian Perhubungan RI, Junaidi saat melakukan sidak ke pelabuhan Gresik, Selasa (31/12) kemarin.
“Saya menghimbau agar di dalam kapal minimal ada 2 ABK yang berjaga. Sebab biasanya saat pergantian tahun para ABK cenderung jalan-jalan ke tempat keramaian sehingga kapal ditinggal dalam kondisi kosong,” ujarnya.
Selain memberikan himbauan, Junaidi yang datang bersama PLH Kepala KSOP Kelas II Gresik, Anang Santosa dan General Manager Pelindo III Terminal Gresik, Yanto juga mengecek berbagai perlengkapan keselamatan yang ada di kapal. Diantaranya life jaket, alat pemadam api dan perahu penyelamat atau skoci.
“Alat pemadam kebakaran harus ada di kapal. Sebab saat terjadi kondisi urgent alat ini sangat membantu,” katanya.
Dalam kesempatan itu, pria yang juga pernah menjabat sebagai kepala KSOP Gresik itu juga memantau kelancaran posko terpadu angkutan transportasi laut guyub rukun Natal 2018 dan tahun baru 2019 dari dan ke Pulau Bawean. Hal ini sesuai intruksi dari Menteri Perhubungan melakuka pemantauan angkutan laut pada Natal dan Tahun Baru 2019 ini.
“Hari ini kami juga memantau fasilitas yang ada di pelabuhan maupun terminal penumpang. Baik mulai dari sertifikat dan dokumen kapal hingga berbagai barang yang dibawa penumpang,” jelasnya.
Sementara itu, General Manager Pelindo III Gresik, Yanto mengaku pihaknya bersama pihak kesyahbandaran Gresik selalu melakukan sosialisasi kepada para ABK kapal agar tidak meninggalkan kapal dalam kondisi kosong. Dia berharap hal ini dapat menekan musibah kebakaran kapal.
“Himbauan yang kami lakukan mulai dari memberikan surat edaran hingga melakukan kunjungan dan pemeriksaan ke kapal-kapal setiap harinya,” tandasnya. (har)