Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan Segera Gelar Aksi Mogok Nasional

Rencana mogok nasional buruh bongkar muat di seluruh pelabuhan dipastikan berlangsung tapi pelaksanaannya belum ditetapkan. Karena masih dikaji untuk disesuaikan dengan kebutuhan waktu guna melengkapi persyaratan mogok sesuai ketentuan UU. Sekitar bulan Desember 2017.

Hal itu diputuskan dalam Rapat Konsolidasi/Konsultasi Tim Eksistensi Koperasi TKBM dengan DPP Federasi Serikat Pekerja Transport (FSPTI-KSPSI) dan Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (FSPMI-KSPMI) di Jakarta, Jumat (17/11/ 2017). Rapat dipimpin Ketua Inkop TKBM Pelabuhan, Sugito.

Dalam rapat tersebut semua peserta dari Tim Eksistensi Koperasi TKBM maupun Serikat Pekerja/ Serikat Buruh ( SP/SB) dari berbagai daerah seperti Tanjung Perak, Tanjung Emas, Teluk Bayur , Kupang, Kalimantan, Ambon, Lhok Seumawe ,Tanjung Priok sepakat untuk menggelar aksi mogok.

Seperti diberitakan sebelumnya mogok nasional tersebut terkait dengan rencana pemerintah mengeluarkan SKB 2 menteri (Menteri Perhubungan dan Menteri Nakertrans). Ketentuan ini nantinya memberi peluang bagi badan usaha lain selain koperasi mengelola TKBM.

Sampai berita ini dimuat Rapat Konsolidasi/Konsultasi masih berlangsung sedang menghitung berapa lama waktu dibutuhkan untuk mengurus persyaratan mogok seperti surat pemberitahuan pada polisi, pemberitahuan pada penyedia jasa dan lain lain untuk menentukan kapan waktu pastinya mogok dilakukan.

Ketua DPP FSPMI Sutrisno dan Ketua DPP FSPTI Surya Batubara diikuti peserta rapat lainnya mengatakan mogok tidak bisa ditawar tawar lagi karena pihak Kemenko Maritim tidak
merespon Surat dari Inkop TKBM yang dikirim 8 November lalu.

Surya Batubara dan Sutrisno serta Ketua Tim Eksistensi Koperasi TKBM M Nasir minta Ketua Inkop Sugito untuk tidak lagi melayani instansi terkait yang mengulur- ulur waktu dengan alasan minta diskusi.

Waktu untuk diskusi dengan instansi terkait sudah lewat. “Kita sekarang fokus mempersiapkan mogok kerja,” tuturnya.

Kalau mogok nasional buruh bongkar muat ini benar terjadi secara optimal akan menyebabkan bongkar muat barang di pelabuhan jadi terlantar secara serius.

Menurut Sugito, Induk Koperasi nembawahi 97 Premier Koperasi TKBM dengan jumlah buruh sekitar 70.000 orang. (har)